Tidak Ada Karpet Merah Untuk Para Pengkhianat

    Tidak Ada Karpet Merah Untuk Para Pengkhianat
    Oleh : Jarot Agung Sumbogo (JAS), wakil ketua I bidang OKK DPD BMI Sumut

    Medan - Ditolaknya hasil kongres luar biasa (KLB) illegal Deli Serdang oleh menteri hukum dan hak azasi manusia beberapa waktu lalu, sebagai bukti jelas bahwa gerakkan pengambil alihan kepemimpinan partai Demokrat (GPK-PD) telah  mengabaikan banyak aturan sebagai dasar berpijak dalam pelaksanaan kongres. Hanya dalam waktu sekejap bisa terlaksana KLB yang dilakukan oleh kader yang telah dipecat maupun diberhentikan. Bagaimana tidak, di masa kejayaan partai Demokrat sejak awal mereka telah menikmati bahkan menempati posisi strategis dan prestise yang secara umum tidak banyak orang bisa berada di posisi itu. Ibarat air susu dibalas dengan air tuba, begitulah kira-kira ungkapan yang tepat bagi mereka para pengkhianat partai. 

    Perbuatan yang membahayakan perjuangan generasi muda yang sedang bersemangat tinggi berjuang mewujudkan tujuan jangka panjang dari sebuah tujuan mulia. Itulah prahara yang dihadapi oleh partai Demokrat kepemimpinan ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sah terpilih secara aklamasi oleh seluruh pemilik hak suara di kongres Demokrat setahun lalu.

    Mereka yang disebut sebagai GPK-PD yang terdiri dari beberapa kader aktif dan tidak aktif serta didukung kekuatan eksternal melakukan upaya pelemahan terhadap partai Demokrat. Mereka mengatakan bahwa kepengurusan ketum AHY telah melanggar AD/ART, justru merekalah yang melanggar semua aturan secara brutal. 

    Situasi ini tentu menguras energi besar seluruh kader, sejatinya effort yang dipunyai dapat digunakan untuk membantu rakyat yang sedang terdampak kesusahan (kesehatan, keselamatan dan ekonomi terganggu) karena wabah virus Covid-19, terpaksa harus mengalihkan perhatian pada penyelesaian persoalan tersebut. Dengan insting dan strategi pikir yang baik, AHY bertindak cepat sebelum masalah semakin melebar dan sulit diatasi, keberanian menghadapinya dengan cara mempublikasikan masalahnya di ruang terbuka serta berkirim surat kepada presiden sebagai bentuk konfirmasi, serta kemampuan menyatukan kader dalam satu barisan bersama menghadapi dan melawan GPK-PD. Seluruh kader yang setia kepada AHY semakin solid dengan semangat tinggi mampu menghadapi gangguan tersebut.

    Benar-benar situasi yang melelahkan, menyakitkan dan mengecewakan (gangguan secara psikis) dan membahayakan posisi partai Demokrat sebagai partai nasional yang sah. Saat ini situasi cukup terkendali baik, selama dua bulan berjibaku dengan persoalan ini, telah lewat satu babak dalam menyelesaikan persoalan yang akhirnya menuai simpati rakyat karena merasa ikut terganggu atas ulah GPK-PD yang telah mendegradasi moral politik demokrasi sebagai sistem politik nasional yang sejatinya dijalankan dengan mengedepankan etika moral agar tercapainya tujuan nasional yang diharapkan secara masiv dan menyeluruh.

    Betul ada istilah bahwa tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, karena semata kepentingan yang menjadi tujuan, tapi bukan berarti gangguan dari GPK-PD adalah sebuah berkah jika AHY tidak memiliki kemampuan tangguh dalam menghadapinya. Hanya pemimpin handal yang bisa menjadikan gangguan sebagai peluang positif bagi kemajuan kelompoknya. Jika pemimpin lemah dan tidak dapat menyelesaikan persoalan dengan bijaksana maka kehancuran juga endingnya. Apresiasi tinggi untuk ketum AHY yang mampu menyelamatkan kapal besar Demokrat dengan tetap menjaga dan mengendalikan semua keadaan secara seimbang. 

    Tidak perlu memberi karpet merah bagi para pengkhianat, bahwa hikmah dari sebuah masalah muncul karena terbukanya pikiran seorang pemimpin sehingga mampu mengatasi gangguan dengan baik. Jaga hati kader yang setia, boleh memaafkan atas dasar rasa kemanusiaan akibat khilaf sebagai manusia biasa kepada mereka yang mengaku bersalah, namun dengan tidak memberi tempat istimewa dalam perahu demokrat. Jika merasa bersalah dapat memperbaiki diri, jika masih ada keinginan berjuang bersama Demokrat bisa dalam bentuk dukungan dan doa. Situasi sulit yang dihadapi partai Demokrat akhirnya secara langsung maupun tidak telah mengangkat popularitas partai Demokrat, tapi bukan berarti dengan demikian serta merta memberi ruang bagi mereka di kemudian hari di internal Demokrat. Kepercayaan yang dikhianati jangan sampai berulang terjadi, hindari jatuh di lubang yang sama.

    Ucapan terimakasih hanya pantas disampaikan kepada ketum AHY dan seluruh kader yang setia karena mampu mengolah dan mengelola masalah menjadi peluang sehingga partai Demokrat identik sebagai sebuah simbol perjuangan demokrasi yang menjunjung nilai-nilai moral bagi rakyat Indonesia saat ini. Dengan tidak membiarkan salah satu dari mereka bergabung dalam gerbong demokrat di masa kepengurusan ketum AHY, jika masih ingin mengambil alih Demokrat lakukan  secara fair dan bertanggung jawab di kongres partai  Demokrat berikutnya.

    Dinamika tidak dapat dihindari, ke depan tidak tahu masalah apa lagi yang akan dihadapi, terpenting ujian yang telah dilalui menjadikan loyalitas, kerja keras dan dedikasi semakin besar dan terjaga untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan di kemudian hari yang menjadikan setiap kader semakin matang dan dewasa dalam menjalankan tugas politik. Semoga pengalaman berharga ini menjadi sumber kekuatan baru dalam perjuangan partai Demokrat secara nasional maupun di internal partai Demokrat. Bangga berjuang bersama ketum AHY.

    Journalist.id
    Fahrizal Siagian Siregar

    Fahrizal Siagian Siregar

    Artikel Sebelumnya

    Semarakkan Ramadhan, DPD BMI Sumut Gelar...

    Artikel Berikutnya

    Ponpes Tahfidz Qur'an Ahyana Adiba Siap...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Dalam Rangka Dua Dekade Partai Demokrat, DPD BMI Demokrat Sumut Gelar Bakti Sosial
    Pemuda Indonesia Harus Sadar dan Ikut Berkontribusi Terhadap Penghapusan Penjajahan Bangsa Palestina
    Nazmi Natsir Adnan Ajak Pemuda Indonesia Berjuang dan Peduli Krisis Kemanusiaan di Palestina
    Ponpes Tahfidz Qur'an Ahyana Adiba Siap Jadi Pusat Pendidikan Islam di Sumatera Utara
    Tidak Ada Karpet Merah Untuk Para Pengkhianat

    Ikuti Kami